Wednesday, February 6, 2013

Salah Kaprah Tentang Drive Test

Beberapa kali saya menemukan pelanggan yang komplain sinyal di rumahnya lemah atau hilang sama sekali. Sebenarnya bisa dipahami bagaimana keinginan mereka agar sinyal bisa segera kembali normal. Nah, drive test, adalah aktivitas yang lazim dilakukan, untuk melakukan verifikasi kondisi sinyal di lapangan. Dengan drive test, maka bisa dipastikan masalah yang dialami pelanggan sebenarnya apa.
Yang saya sayangkan, terkadang hal tersebut dianggap sebagai sebuah problem solving. Pada kenyataannya, DT hanya mengecek apakah masalah masih ada, jika iya maka bukan tim DT yang menyelesaikan masalah tersebut. Karena seringkali masalah yang terjadi adalah karena matinya tower BTS. Dan hal tersebut, ada tim lain yang bekerja untuk memperbaiki/menyalakan kembali tower. Saya tidak akan membahas beberapa penyebab tower mati secara detail di sini.i Secara umum, sinyal bisa hilang karena putusnya listrik yang menyuplai BTS, putusnya kabel antenna (pencurian), masalah hardware yang rusak dan lain-lain. Itu semua ada dalam wilayah kerja Tim FM.
Yang jadi masalah, kerja Tim FM yang turun langsung ke lapangan, namun tak berinteraksi dengan pelanggan. Justru seringkali Tim DT yang dianggap melakukan pekerjaan itu. Seakan jika suatu komplain direspon dengan aktivitas DT, maka masalah segera hilang. Dan ini menjadi masalah, karena biasanya jumlah tim DT tak seberapa banyak, dibanding tim FM. Dan area kerja DT begitu luas. Sehingga kendala waktu, SDM dan biaya tentu saja jadi masalah besar.
Banyak yang tidak tahu, untuk sekali jalan, aktivitas DT membutuhkan dana operasional yang tidak sedikit. Untuk bensin, tol, dan terkadang pengeluaran lain misalnya jika harus menyeberang pulau. Sangat membuang waktu, tenaga dan biaya jika hanya untuk memastikan lokasi yang berkendala ada masalah apa, sedangkan sudah jelas BTS down karena listrik PLN mati, atau hardware rusak. Karena DT tidak akan merubah apapun.
Sudah saatnya semua pihak memahami scope kerja DT. Agar tidak semua masalah harus di drivetest, kecuali untuk verifikasi.
Tulisan ini saya buat karena baru-baru ini ada permintaan aktivitas DT dari tim marketing, sedangkan masalahnya jelas karena tower BTS mati. Permintaan ngotot yang harus dipenuhi, menolak menerima penjelasan sebab hilangnya sinyal. Mungkin mereka salah persepsi tentang istilah drive test. Seharusnya jangan sampai salah kaprah, agar tak ada resource yang terbuang percuma.

Monday, February 4, 2013

Layanan Data Lebih Sensitif Terhadap Coverage


Pernah berada di daerah pinggiran atau kampung yang jauh dari keramaian kota? Listrik mungkin sudah ada, tetapi kelangkaan coverage membuat kita menyadari begitu pentingnya sinyal.  Saya masih ingat dulu ketika kampus mengharuskan KKN, saya ditempatkan di sebuah desa yang cukup terpencil, karena di sana tidak ada sinyal kecuali nomor-nomor tertentu. Bahkan beberapa ponsel teman saya harus ditaruh di sudut tertentu ruangan agar bisa mendapatkan sinyal, setidaknya untuk menerima SMS. Untuk menelepon pun lebih nyaman menggunakan headset, sehingga tangan bisa memegang ponsel dengan leluasa mencari sinyal terkuat.

Dulu layanan data memang belum terlalu populer. Layanan data yang ada pun baru sebatas GPRS, belum semua tower BTS sudah ada sinyal EDGE. Waktu itu seingat saya belum ada jaringan 3G, apalagi HSDPA. Layanan yang cukup diandalkan selain layanan voice ketika itu tentu saja adalah SMS. Untuk layanan voice, mungkin kita kadang mengeluhkan ketika sinyal sangat buruk, naik turun, sehingga membuat kualitas suara kadang jelek atau terputus-putus meskipun tidak membuat panggilan jadi terputus (istilah teknisnya dropped call). Sedangkan untuk SMS, saya masih cukup sabar untuk mencoba mengirim beberapa kali jika memang tidak bisa terkirim karena sinyal yang terlalu jelek. Dan itu jadi hal yang biasa, karena meskipun harus beberapa kali kirim, tapi SMS pasti terkirim. Dua layanan utama telepon seluler ini memang yang termasuk bandel dengan kondisi sinyal yang tidak stabil. Voice dan SMS, meskipun kurang nyaman, tapi masih bisa digunakan.