Pernah berada di daerah pinggiran atau kampung yang jauh
dari keramaian kota? Listrik mungkin sudah ada, tetapi kelangkaan coverage membuat
kita menyadari begitu pentingnya sinyal. Saya masih ingat dulu ketika kampus
mengharuskan KKN, saya ditempatkan di sebuah desa yang cukup terpencil, karena
di sana tidak ada sinyal kecuali nomor-nomor tertentu. Bahkan beberapa ponsel
teman saya harus ditaruh di sudut tertentu ruangan agar bisa mendapatkan
sinyal, setidaknya untuk menerima SMS. Untuk menelepon pun lebih nyaman
menggunakan headset, sehingga tangan bisa memegang ponsel dengan leluasa mencari
sinyal terkuat.
Dulu layanan data memang belum terlalu populer. Layanan data
yang ada pun baru sebatas GPRS, belum semua tower BTS sudah ada sinyal EDGE.
Waktu itu seingat saya belum ada jaringan 3G, apalagi HSDPA. Layanan yang cukup
diandalkan selain layanan voice ketika itu tentu saja adalah SMS. Untuk layanan voice,
mungkin kita kadang mengeluhkan ketika sinyal sangat buruk, naik turun, sehingga membuat kualitas suara kadang jelek atau terputus-putus
meskipun tidak membuat panggilan jadi terputus (istilah teknisnya dropped
call). Sedangkan untuk SMS, saya masih cukup sabar untuk mencoba mengirim beberapa
kali jika memang tidak bisa terkirim karena sinyal yang terlalu jelek. Dan itu
jadi hal yang biasa, karena meskipun harus beberapa kali kirim, tapi SMS pasti
terkirim. Dua layanan utama telepon seluler ini memang yang termasuk bandel
dengan kondisi sinyal yang tidak stabil. Voice dan SMS, meskipun kurang nyaman,
tapi masih bisa digunakan.
Jika waktu itu, coverage kurang masih bisa dimaklumi selama
aktivitas telepon dan SMS masih bisa dilakukan. Tapi berbeda dengan sekarang,
dimana ponsel canggih semakin terjangkau. Layanan data pun jadi populer,
minimal untuk melakukan browsing atau aktivitas socmed via browser di ponsel.
Beberapa waktu lalu saya mendapatkan komplain pelanggan yang agak membingungkan,
karena pelanggan hanya menjelaskan bahwa sinyal yang tidak stabil, lemot untuk
internet. Apakah yang dikeluhkan adalah coverage, ataukah kecepatan akses data
yang diluar harapan.
Setelah dapat masukan dari team FM di lapangan yang
berbaik hati mengunjungi lokasi komplain (karena setahu saya domain FM hanya
memastikan tidak ada alarm/masalah di site/tower BTS). Ternyata coverage di
sekitar lokasi pelanggan memang jelek, tidak stabil hanya sekitar satu hingga
dua bar. Maka sudah jelaslah penyebabnya kenapa pelanggan tersebut komplain.
Menjadi sedikit rumit, ketika pelanggan itu bukan pelanggan
baru, sedangkan dari sisi jaringan, tidak ada aktivitas apapun terkait
site/tower di lokasi tersebut. Pelanggan ini sudah cukup lama menggunakan SIM
card operator X ini. Tetapi dari pengakuan pelanggan, beliau baru membeli paket
internet beberapa hari yang lalu. Jelas lah sudah, selama ini dia tidak
mengeluhkan sinyal yang naik turun itu, karena layanan voice dan SMS masih
dalam batas toleransi. Sedangkan paket data, yang sebenarnya cukup sensitif dengan
parameter kuat sinyal atau coverage, membuat pelanggan tersebut menyadari
sinyal di tempatnya kurang bagus.
Akhirnya saya sarankan pada tim CS untuk menjelaskan kepada
pelanggan bahwa layanan data adalah layanan yang cukup sensitive dengan
coverage sedangkan dia memang berada di low coverage area. Dan Alhamdulillah,
pelanggan bisa memahami penjelasan itu.
Saya masih ingat,
dulu melakukan drive test static. Saya memastikan kuat sinyal yang saya
dapatkan penuh, agar bisa mendapatkan MCS-9 (salah satu coding scheme di 2G).
Namun ketika sinyal jadi jelek yang akhirnya
coding scheme berubah menjadi 8-PSK, dan throughput data pun langsung turun,
yang jika dilihat dari experience pelanggan tentunya adalah internet terasa
lambat.
No comments:
Post a Comment